A. PENGERTIAN ANTROPOLOGI
Secara etimologi atau kebahasaan, Antropologi berasal dari bahasa Yunani, asal kata anthropos berarti manusia, dan logos berarti ilmu.
Maka antropologi merupakan ilmu yang berusaha mencapai pengertian atau pemahaman tentang manusia dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik, masyarakat, dan kebudayaannya.
Sedangkan definisi resminya, mengutip laman FIB UGM, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari segala macam seluk beluk, unsur-unsur, dan kebudayaan yang dihasilkan di kehidupan manusia.
Para ahli Antropologi (antropolog) mengemukakan bahwa antropologi merupakan studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya untuk memperoleh pengertian atau pemahaman yang lengkap tentang keanekaragaman manusia (Haviland, 1999:7 ; Koentjaraningrat, 1987:1-2).
Profesor I Gede A. B. Wiranata, dalam buku Antropologi Budaya (2011), menjelaskan Antropologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia sebagai makhluk masyarakat.
Maka itu, perhatian Antropologi ditujukan pada sifat khusus badani, cara produksi, tradisi, dan nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup satu masyarakat berbeda dari yang lainnya (Hlm. 3-4).
Adapun yang membedakan Antropologi dengan disiplin ilmu lain yang juga membahas tentang manusia, adalah fokus kajiannya.
Antropologi, secara khusus, mengkaji manusia dari sudut keanekawarnaannya, baik dari segi warna fisik (tubuh), perilaku, maupun cara berpikirnya.
Masih mengutip penjelasan Wiranata di bukunya, Antropologi memandang persoalan manusia sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial secara holistik dan integral (menyeluruh), alias tidak secara terpisah.
https://www.google.com.=gambar+mengenai+antropologi+hukum
Antropologi lahir dari ketertarikan orang Eropa pada ciri fisik, adat istiadat dan budaya etnis lain yang berbeda-beda dengan masyarakat Eropa.
Sehingga pada awalnya kajian Antropologi lebih fokus pada penduduk sebagai masyarakat tunggal, artinya kelompok masyarakat yang hidup di lingkungan yang sama, tetapi memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
B. RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI
https://www.google.com=gambar+mengenai+antropologi+hukum
- Secara makro, Antropologi dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni:
1. Antropologi fisik
Antropologi fisik mempelajari tentang manusia (Paleoantropologi) sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis (spesies) atau mempelajari terbentuknya warna kulit melalui ciri-ciri fisik (Samatologi).
2. Antropologi budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat.
Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik social, bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa dimana makna diciptakan dan diuji sebelum digunakan masyarakat manusia.
- Menurut Haviland cabang antropolgi budaya ini terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Arkeologi
Arkeologi merupakan cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda peninggalan lama dengan maksud untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku manusia karena dalam peninggalan-peninggalan lama itulah terpantul ekspresi kebudayaan.
2. Antropologi linguistik
Ernest Cassirer mengatakan bahwa manusia adalah mahluk yang paling mahir dalam menggunakan simbol–simbol, sehingga manusia disebut homo symbolicum karena itulah manusia dapat berbicara, berbahasa, dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia.
3. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang, telahnya pun terpusat pada perilaku manusianya, sebagaimana yang dapat disaksikan langsung, dialami, serta didiskusikan dengan pendukung kebudayaannya.
Dengan demikian etnologi ini mirip dengan arkeologi, bedanya dalam etnologi tentang kekinian yang dialami dalam kehidupan sekarang, sedangkan arkeologi tentang kemampuan yang klasik. Antropologi pada hakikatnya mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampau dan masa kini.
- Bidang-bidang khusus secara sistematis dalam antropologi lainnya, yaitu:
1. Antropologi Ekonomi
Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan mengekspresikan diri melalui penggunaan barang dan jasa material.
Dengan demikan ruang lingkup antropologi ekonomi tersebut mencakup riset tentang teknologi.
2. Antopologi Medis
Antropologi medis merupakan subdisiplin yang sekarang paling populer di Amerika serikat, bahkan tumbuh pesat diman-mana.
Antropologi medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit dan kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi manusia, terutama berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi.
3. Antropologi Psikologi
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubungan antara individu dengan makna dan nilai, dengan kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada.
Adapun ruang lingkup antropologi psikologi tersebut sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan pada masalah kemunculan dalam interaksi, dalam pemikiran, nilai, dan kebiasaaan sosial.
4. Antropologi Social
Bidang ini mulai dikembangkan oleh James G.F. di Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dalam kajiannya, antropologi sosial mendiskripsikan proyek evolusionis yang bertujuan untuk merekonstruksi masyarakat primitif asli dan mencatat perkembangannya melalui berbagai tingkat peradaban.
https://www.google.com=gambar+mengenai+antropologi+hukum
C. TUJUAN dan KEGUNAAN
Tujuan
- Tujuan Akademis, Antropologi ingin mencapai pengertian tentang makhluk manusia, pada umumnya dengan mempelajari anekawarna bentuk fisik, masyarakat, serta budaya.
- Tujuan Praktis, Antropologi ingin mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat, suku bangsa guna membangun masyarakat itu sendiri.
Kegunaan
- Melihat dengan jelas tentang manusia, baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok masyarakat.
- Mampu mengkaji kedudukan menusia dalam masyarakat dan dapat melihat dunia atau budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
- Memahami norma-norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.
- Lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala sisial masyarakat yang makin kompleks.
- Menyusun etnografi-etnografi yang memungkinkan penciptaan teori tentang asal-usul kepercayaan, keluarga, perkawinan, perilaku bernegara, dan sebagainya.
https://www.google.com=gambar+mengenai+antropologi+hukum
D. MENURUT PARA AHLI
1. David Hunter
Dalam The Study of Anthropology (1976) menjelaskan Antropologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang lahir dari rasa ingin tahu yang tak terbatas dari umat manusia.
2. Rifhi Siddiq
Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari dan mendalami semua aspek yang terdapat pada manusia yang terdiri atas berbagai macam konsepsi kebudayaan, ilmu pengetahuan, norma, seni, linguistik dan lambang, tradisi, teknologi, serta kelembagaan.
3. William A. Haviland
Antropologi merupakan studi tentang umat manusia, berusaha untuk membuat generalisasi yang berguna tentang orang-orang dan perilaku mereka dan untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap dari keragaman manusia.
4. Koentjaraningrat
Dalam Pengantar Ilmu Antropologi (2002), Antropologi merupakan studi tentang umat manusia pada umumnya dengan mempelajari berbagai warna, bentuk fisik masyarakat dan budaya yang dihasilkan masyarakat.
5. Tulian Darwin
E. PENERAPAN ANTROPOLOGI DALAM MASYARAKAT
- Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerapan Antropologi, yaitu:
https://www.google.com=gambar+mengenai+antropologi+hukum
1. Identifikasi Kebutuhan Belajar Masyarakat
Identifikasi kebutuhan masyarakat ini bersumber dari informasi masyarakat sekitar. Masyarakat tersebut terdiri dari tokoh masyarakat, baik secara formal maupun informal, tokoh agama, dan perwakilan masyarakat kelas bawah.
Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan data yang dijadikan bahan pengembangan kurikulum.
2. Keterlibatan Partisipasi Masyarakat
Setelah mengidentifikasi kebutuhan belajar, maka masyarakat ikut serta dalam merancang kurikulum, menyediakan sarana dan prasarana, menentukan nara sumber sebagai fasilitator, dan ikut menilai hasil belajar.
3. Pemberian Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup merupakan pendidikan dalam bentuk pemberian keterampilan dan kemampuan dasar pendukung fungsional, membaca, menulis, berhitung, memecahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan teknologi.
F. DEFINISI KONSEP ANTROPOLOGI
https://www.google.com=gambar+mengenai+antropologi+hukum
1. Kebudayaan
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin cultura dari kata dasar colere yang berarti berkembang tumbuh.
Kebudayaan merupakan sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan, meliputi sistem ide atau gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang diperoleh dengan cara belajar.
Kebudayaan mengacu pada kumpulan pengetahuan yang secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Maka kontras dengan pengertian kebudayaan sehari-hari yang hanya merujuk kepada bagian-bagian tertentu warisan sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian (D’Andrade, 1995:1999).
2. Evolusi
Menurut Charles Robert Darwin dalam bukunya yang terkenal Origin of Species (1859), evolusi merupakan cabang biologi yang di dalamnya mempelajari tentang asal usul dan sejarah makhluk hidup serta hubungan genetik antara makhluk hidup satu dengan lainnya.
Evolusi diartikan sebagai perubahan yang dialami secara perlahan dan dalam jangka waktu yang lama.
3. Culture Area (Daerah Budaya)
Suatu daerah budaya merupakan daerah geografis yang memiliki sejumlah ciri-ciri budaya, dan kompleksitas lain yang dimilikinya (Banks, 1977:274).
Menurut definisi tersebut, suatu daerah kebudayaan pada mulanya berkaitan dengan pertumbuhan kebudayaan yang menyebabkan timbulnya unsur-unsur baru yang akan mendesak unsur-unsur lama kearah pinggir, sekeliling daerah pusat pertumbuhan tersebut.
4. Enkulturasi
Menurut Soekanto, (1993:167) enkulturasi atau pembudayaan merupakan proses seorang individu dalam mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
5. Difusi
Menurut Soekanto, (1993:50), difusi merupakan proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas, dibawa oleh sekelompok manusia yang melakukan migrasi ke suatu tempat, sehingga melewati batas tempat dimana kebudayaan itu muncul.
Menurut Everett M. Rogers dalam karyanya Diffusion of Innovation (1983), cepat tidaknya suatu proses difusi sangat erat hubungannya dengan 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
(a) sifat inovasi, (b) komunikasi dengan saluran tertentu, (c) waktu yang tersedia), (d) sistem sosial warga masyarakat.
6. Akulturasi
Akulturasi merupakan proses ataupun saling mempengaruhi dari satu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan ke dalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri (Koenjtaraningrat, 1990:91).
7. Etnosentrisme
Menurut Fred E. Jandt dalam karyanya Intercultural Communication: Anintroduction (1998:52) Etnosentrisme merupakan suatu sikap, persepsi atau pandangan yang dimiliki oleh masing-masing individu yang menganggap bahwa kebudayaan yang dimilikinya lebih baik dari budaya lainnya atau membanggakan budayanya sendiri dan menganggap rendah budaya lain.
Etnosentrisme berarti penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya sendiri. Pemahaman seperti ini dapat menghambat komunikasi antar-budaya.
8. Tradisi
Menurut Soekanto (1993:520), tradisi merupakan suatu pola perilaku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat, yakni:
Kebiasaan-kebiasaan yang bersifat magis-religius dari kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi nilai-nilai budaya, norma-norma, hukum, dan aturan-aturan yang saling berkaitan.
Kemudian menjadi suatu sistem atau peraturan yang sudah mantap. Tradisi merupakan pola perilaku yang dilakukan berulang kali oleh sekelompok orang. Lama kelamaan pola perilaku tersebut, menjadi sebuah tradisi.
9. Ras dan Etnik
Menurut Oliver (1964:153) ras merupakan sekelompok orang yang memiliki sejumlah ciri-ciri biologis (fisik) tertentu, suatu populasi yang memiliki kesamaan dalam sejumlah unsur biologis (fisik) atau ciri-ciri khas disebabkan oleh faktor keturunan.
Menurut Marger (1985:7) etnik merupakan kelompok dalam masyarakat yang lebih besar menampilkan serangkaian ciri-ciri budaya yang unik.
10. Stereotip
Menurut Fred E. Jandt (1998:70-74), dalam bukunya yang berjudul Intercultural Communication: An Introduction bahwa stereotip dan prejudice merupakan salah satu penghambat terjadinya komunikasi antarbudaya yang bermakna di tengah budaya yang berbeda, disamping faktor-faktor kecemasan dan etnosentrisme.
Stereotip merupakan persepsi terhadap seseorang berdasarkan kelompok mana orang itu dikategorikan atau berdasarkan keyakinan tertentu seperti Cina Licik, Jawa Koek, Padang Bengkok, Bapak si tukang copet, dsb (Supardan, 2004:63-70).
11. Kekerabatan
Menurut antropolog Robin Fox (1969) dalam karyanya Kinship and Marriage, merupakan konsep inti dalam antropologi. Konsep kekerabatan tersebut merujuk pada tipologi klasifikasi kerabat (kin) menurut penduduk tertentu berdasarkan aturan-aturan keturunan (descent) dan aturan-aturan perkawinan.
Menurut Malinowski (1929), keluarga atau kekerabatan merupakan suatu institusi domestik yang bergantung pada afeksi. Selain itu, konsep kekerabatan juga ingin menegaskan bahwa tujuan dari keluarga adalah membesarkan anak.
12. Magis
Menurut seorang pendiri antropologi di Inggris E.B. Taylor dalam karyanya yang berjudul Primitive Culture (1871) merupakan ilmu pseudo dan salah satu khayalan paling merusak yang pernah menggerogoti umat manusia.
Kemudian, menurut antropolog J.G. Frazer, dalam karyanya yang berjudul Golden Bough (1980), bahwa magis merupakan penerapan yang salah dalam dunia materiil dari hukum pikiran dengan maksud untuk mendukung sistem palsu dari hukum alam. Dunia materiil ini mendukung adanya pemikiran terkait dunia yang semu.
13. Tabu
Menurut Rodman (1988:279), tabu atau pantangan merupakan suatu pelarangan sosial yang kuat terhadap kata, benda, tindakan, atau orang yang dianggap tidak diinginkan oleh suatu kelompok, budaya, atau masyarakat. Dalam hal ini, contoh tabu adalah bersentuhan dengan kepala suku.
14. Perkawinan
Antropolog memandang perkawinan sebagai pelebaran menyamping tali ikatan antara dua kelompok himpunan yang tidak bersaudara atau pengukuhan keanggotaan di dalam satu kelompok endogen bersama.
Secara umum, konsep perkawinan mengacu pada konsep formal pemaduan hubungan 2 individu yang berbeda jenis dan dilakukan secara seremonial simbolis, serta semakin dikaraterisasikan oleh adanya kesederajatan, kerukunan, dan kebersamaan dalam hidup berpasangan.
Di sebagian besar tradisi, perkawinan juga dimaknai sebagai proses institusi sosial dan wahana untuk mengembangkan keturunan (Mansfielf dan Collard, 1988).
Daftar Pustaka:
Prof. Dr. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Revisi 2009, Rineka Cipta, Jakarta.