Sabtu, 23 April 2022

Masyarakat: Ilmu Antropologi

https://www.google.com=unsur-unsur-mayarakat-dan-pembagiannya

A. Kehidupan Berkelompok dan Definisi Masyarakat

1. Kehidupan Berkelompok dalam Alam Binatang

Ciri khas kehidupan berkelompok, yaitu:

  1. Pembagian kerja yang tetap antar individu dalam kelompok, untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup.
  2. Ketergantungan antar individu sebagai akibat pembagian kerja tadi.
  3. Kerja sama antar individu yang diakibatkan ketergantungan tadi.
  4. Komunikasi antar individu yang diperlukan guna melaksanakan kerjasama tadi.
  5. Diskriminasi yang diadakan antara individu-individu warga kelompok dan individu dari luar.

Asas-asas pergaulan antara makhluk dalam kehidupan alamiah, ahli filsafat Herbert Spencer pernah menyatakan bahwa asas egoisme atau asas “Mendahulukan Kepentingan Diri Sendiri Diatas Kepentingan Yang Lain”, mutlak perlu bagi jenis-jenis makhluk untuk dapat bertahan dalam alam yang kejam. 

Sebaliknya, beberapa ahli filsafat lain menyatakan bahwa lawan asas egoisme, yaitu asas Altruisme atau asas “Hidup Berbakti Untuk Kepentingan Yang Lain”, juga dapat membuat jenis makhluk itu menjadi sedemikian kuatnya sehingga dapat bertahan dalam proses seleksi alam yang kejam.  

2. Kehidupan Berkelompok Makhluk Manusia 

Perbedaan asasi yang sangat mendasar antara kehidupan kelompok binatang dan kehidupan kelompok manusia, yaitu sistem pembagian kerja, aktivitas kerja sama, berkomunikasi dalam kehidupan kelompok binatang bersifat naluri, sedangkan organisme manusia mengembangkan suatu kemampuan yang disebut “akal”. 

Kelakuan binatang berkelompok yang berakar dalam naluri, pada manusia menjadi tingkah laku yang jadikan milik sendiri dengan belajar.  

Kelakuan binatang yang prosesnya telah direncanakan dalam gennya dan milik dirinya tanpa belajar seperti refleks, kelakuan naluri, dan kelakuan membabi buta disebut Kelakuan (behavior). 

Sebaliknya, perilaku manusia yang prosesnya tidak terencana dalam gennya, tetapi yang harus dijadikan milik dirinya dengan belajar disebut Tindakan atau Tingkah Laku (action). 

Contoh: belajar matematika, menjahit, memahat, memasak, mencuci, dan lain-lain. Oleh karena pola-pola tindakan dan tingkah laku manusia adalah hasil belajar, maka pola-pola tindakan dapat lebih cepat berubah daripada perubahan bentuk biologisnya. 

B. Berbagai Wujud Kelompok Manusia

Manusia di muka bumi ini terdapat berbagai ras, namun beragam ciri ras tidak menyebabkan timbulnya beragam pola tingkah laku manusia. 

Misalnya, orang Indonesia yang memiliki ciri-ciri ras Mongoloid-Melayu (orang Indonesia Pribumi) tidak begitu berbeda dalam hal adat tingkah lakunya jika dibandingkan dengan orang Indonesia yang mempunyai ciri ras Mongoloid Cina Selatan (orang Indonesia keturunan asing). 

Serupa hal tersebut, ada orang Amerika memiliki ciri-ciri ras Kaukasoid dan ada orang Amerika memiliki ciri-ciri ras Negroid. 

Dalam hal adat tingkah laku, mereka tidak banyak berbeda karena kedua-duanya berbicara bahasa Inggris, bertingkah laku menurut adat-istiadat, dan gaya hidup orang Amerika. 

Ragam tingkah laku manusia memang bukan disebabkan karena ciri-ciri ras, melainkan karena kelompok-kelompok tempat manusia itu bergaul dan berinteraksi

Wujud nyata dari kelompok-kelompok manusia itu, yaitu pada akhir abad ke-20, hampir semua manusia di dunia tergolong ke dalam salah satu negara nasional. 

Di Asia Tenggara, tampak kesatuan-kesatuan manusia yang berwujud sebagai negara nasional besar-kecil, seperti Indonesia. 

Malaysia, Singapura, Papua Nugini, Filipina, Vietnam. Laos, Kamboja, Thailand, Myanmar. Di Eropa Barat misalnya Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Denmark, Belgia, Luksemburg, Lechtenstein, dan lain-lain. 

Walaupun semua suku bangsa di negara-negara lain pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, mempunyai wujud seperti yang terurai tadi. 

Contoh yang konkret dan lebih khusus salah satu suku bangsa, yaitu suku bangsa Bali. Beberapa contoh kota-kota di Bali misalnya Gilimanuk, Buleleng, Singaraja, Denpasar, Bangli, Gianyar, dan lain-lain. 

Di desa-desa di Bali ada kelompok-kelompok kekerabatan seperti Dadia dan Karang. Organisasi yang mengurus pertanian dan irigasi bernama Subak, organisasi petukangan bernama Seka, seperti seka tukang patung, seka tukang pandai besi, seka tukang ukir, seka pelukis, dan lain-lain. Organisasi kesenian dan rekreasi yang juga disebut seka. 

C. Unsur-Unsur Masyarakat 

https://www.google.com=pengertian-masyarakat

1. Masyarakat 

Istilah lain untuk menyebut kesatuan-kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun dalam bahasa sehari-hari, adalah Masyarakat. 

Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society, yang berasal dari kata Latin socius berarti “Kawan”. 

Istilah masyarakat berasal dari akar kata Arab “Syaraka” yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”. Unsur-Unsur dari Masyarakat, yaitu Kategori Sosial, Golongan Sosial, Komunitas, Kelompok, dan Perkumpulan. 

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling "bergaul", atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana agar warganya dapat saling berinteraksi. 

Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua kesatuan manusia yang bergaul atau berinteraksi itu merupakan masyarakat, karena suatu masyarakat harus mempunyai ikatan lain yang khusus. 

Sekumpulan orang yang berkerumun atau menonton, berinteraksi secara terbatas, dan tidak mempunyai suatu ikatan lain disebut “Kerumunan”(croud). 

Ikatan yang membuat suatu kesatuan manusia menjadi suatu masyarakat adalah pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu. 

Lagi pula, pola itu harus bersifat mantap dan kontinu, dengan perkataan lain, pola khas itu harus sudah menjadi adat-istiadat yang khas. 

Selain ikatan adat-istiadat khas meliputi sektor kehidupan dan kontinuitas waktu, warga suatu masyarakat harus juga mempunyai ciri lain, yaitu suatu rasa identitas, bahwa mereka memang merupakan suatu kesatuan khusus yang berbeda dari kesatuan-kesatuan manusia lainnya. 

Suatu Negara, Kota, dan Desa merupakan suatu kesatuan manusia yang memiliki keempat ciri terurai di atas, yaitu:

  1. Interaksi antar warga-warganya.
  2. Adat-istiadat, norma, hukum, dan aturan-aturan khas yang mengatur seluruh pola tingkah laku warga Negara, Kota, dan Desa.  
  3. Kontinuitas waktu.
  4. Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga. 

Itulah sebabnya suatu Negara, Kota, dan Desa dapat kita sebut masyarakat, contohnya masyarakat Indonesia, masyarakat Filipina, masyarakat Belanda, dan lain-lain. 

Dengan memperhatikan ketiga ciri terurai sebelumnya maka definisi mengenai masyarakat secara khusus dirumuskan sebagai berikut: "Masyarakat" adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama". 

Definisi Komunitas, yaitu suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah yang nyata, dan berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat, dan terikat oleh suatu rasa identitas komunitas. 

Misalnya, kesatuan-kesatuan kota, desa, RT, RW. Adapun ciri-ciri suatu komunitas, yaitu: memiliki kesatuan wilayah, kesatuan adat-istiadat, rasa identitas komunitas, dan rasa loyalitas terhadap komunitas sendiri. 

2. Kategori Sosial 

Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada menusia-manusia itu. 

Ciri-ciri objektif itu biasanya dikenakan oleh pihak luar kategori sosial itu sendiri tanpa disadari oleh yang bersangkutan, dengan suatu maksud praktis tertentu. 

Suatu kategori sosial biasanya juga tidak terikat oleh kesatuan adat, sistem nilai, atau norma tertentu. Suatu kategori sosial tidak mempunyai lokasi, tidak mempunyai organisasi, tidak mempunyai pimpinan. 

3. Golongan Sosial 

Suatu golongan sosial juga merupakan suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri tertentu dan mempunyai identitas sosial. 

Hal itu disebabkan karena kesadaran identitas itu tumbuh sebagai respons atau reaksi terhadap cara pihak luar memandang golongan sosial tadi dan karena golongan itu memang terikat oleh suatu sistem nilai, sistem norma, dan adat-istiadat tertentu. 

Konsep Golongan Sosial dapat dibedakan dari Konsep Kategori Sosial melalui tiga syarat pengikat, yaitu sistem norma, rasa identitas sosial, dan kontinuitas. 

Namun persamaan konsep golongan sosial dengan konsep sosial, yaitu tidak memenuhi syarat untuk disebut masyarakat. 

Hal itu disebabkan karena ada suatu syarat pengikat masyarakat yang tidak ada pada keduanya, yaitu Prasarana Khusus untuk melakukan interaksi sosial. 

4. Kelompok dan Perkumpulan 

Suatu kelompok atau group merupakan suatu masyarakat karena memenuhi syarat-syaratnya, yaitu adanya sistem interaksi antara para anggota, adanya adat-istiadat, adanya sistem norma yang mengatur interaksi itu, adanya kontinuitas, dan adanya rasa identitas yang mempersatukan semua anggota. 

Perbedaan antara Kelompok dan Perkumpulan
Kelompok Perkumpulan
Primary group Association
Gameinscharf Gesselscharft
Solidarite mechanique Solidarite organique
Hubungan familistic Hubungan contractual
Dasar organisasi adat Dasar oraganisasii buatan
Pimpinan berdasarkan kewibawaan dan karisma Pimpinan berdasarkan wewenang dan hukum
Hubungan berasas perorangan Hubungan anonim dan berasas guna

Namun kelompok mempunyai ciri tambahan, yaitu organisasi, sistem pimpinan, dan kesatuan individu-individu yang secara berulang berkumpul dan kemudian bubar lagi. 

Walaupun kelompok maupun perkumpulan memiliki keempat syarat pengikat dasar dari suatu masyarakat, yaitu prasarana untuk berintraksi, kontinuitas, sistem norma, dan identitas sosil. 

Namun hanya kelompok yang dapat disebut sebagai masyarakat. Misalnya, masyarakat marga Tarigan dan masyarakat subak Tahingan. 

5. Beragam Kelompok dan Perkumpulan 

Kelompok yang terikat oleh hubungan keturunan atau kekerabatan seperti suatu marga Batak, yang terdiri dari beribu-ribu warga, tetapi bisa juga hanya terdiri dari sub-marga. 

Sedangkan, ada juga wujud kelompok kekerabatan yang kecil, seperti keluarga inti, keluarga luas, klan kecil, dan sebagainya. 

Perkumpulan dapat diklasifikasikan (pembagian menurut kelas-kelas) berdasarkan prinsip guna dan keperluannya atau fungsinya, yaitu:

  1. Mencari nafkah, mencari mata pencarian hidup, atau memproduksi barang (intinya untuk keperluan ekonomi). Contohnya Perkumpulan Dagang, Perusahaan, Koperasi, Perseroan, dan sebagainya.
  2. Memajukan pendidikan dalam masyarakat seperti yayasan pendidikan, kelompok studi, perkumpulan pemberantasan buta huruf, dan sebagainya.
  3. Memajukan ilmu pengetahuan seperti Himpunan Indonesia untuk Pengembangan ilmu-ilmu sosial atau organisasi-organisasi profesi yang bertujuan memajukan ilmu dan profesi bersangkutan, seperti Ikatan Dokter Indonesia.
  4. Memajukan kesenian, seperti perkumpulan Mitra Budaya, Seni tari Krida Beksa Wirama, band musik Koes Plus, perkumpulan kesusastraan, alairan-aliran seni lukis, dan sebagainya.
  5. Melaksanakan aktivitas-aktivitas keagamaan, seperti organisasi gereja, organisasi penyiaran agama, sekte, gerakan kebatinan, gerekan ratu adil, dan sebagainya.
  6. Keperluan untuk aktivitas politik, seperti partai politik, organisasi buruh, dan sebagainya.  

 6. Ikhtisar Mengenai Beragam Wujud Kesatuan Manusia  

Dalam sistem istilah “masyarakat” dipakai untuk menyebut dua wujud kesatuan manusia, yaitu: “Komunitas” (aspek lokasi hidup dan wilayah) dan konsep “Kelompok”. (aspek organisasi dan pimpinan suatu kesatuan manusia). 

Adapun tiga wujud kesatuan manusia, yaitu: “Kerumunan”, “Kategori Sosial”, dan “Golongan Sosial” tidak dapat disebut “Masyarakat”. 

Karena ketiganya tidak memenuhi ketiga unsur yang merupakan syarat konsep “Masyarakat”. Sedangkan “perkumpulan” juga tidak disebut Masyarakat, walaupun memenuhi syarat. 

7. Interaksi Antarindividu Dalam Masyarakat 

Konsep interaksi itu penting karena tiap masyarakat merupakan suatu kesatuan dari individu yang satu dengan lain berada dalam hubungan berinteraksi yang berpola mantap. 

Interaksi itu terjadi bila seorang individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan suatu respons atau reaksi dari individu-individu lain. 

Menganalisa proses interaksi antar individu dalam masyarakat, harus membedakan dua hal, yaitu: 1. Kontak, dan 2. Komunikasi.

https://www.google.com=pranata-sosial 

D. Pranata Sosial 

1. Pranata 

Sistem tingkah laku sosial yang bersifat resmi serta adat-istiadat dan norma yang mengatur tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompleks kebutuhan manusia dalam masyarakat, dalam ilmu sosiologi dan antropologi disebut pranata atau dalam bahasa Inggris Institution. 

Contoh peristiwa pertama terdapat murid-murid sekolah yang merupakan masyarakat sekolah bermain tinju secara tidak resmi, sedangkan peristiwa kedua ada juara dunia tinju kelas berat, Muhammad Ali dan Joe Frazier, yang bertanding secara resmi, menurut Pranata pertandingan tinju kejuaraan dunia. 

Dari contoh tersebut diatas tampak bahwa Pranata adalah suatu sistem norma khusus menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan masyarakat. 

Dalam ilmu antropologi konsep “pranata” kurang digunakan. Para ahli antropologi lebih suka menggunakan konsep “Unsur Kebudayaan” untuk menganalisa aktivitas-aktivitas manusia dalam masyarakat yang mereka pelajari. 

2. Pranata dan Lembaga  

Pranata dan lembaga merupakan sesuatu hal yang sangat berbeda. Pranata adalah sistem norma atau aturan-aturan tentang suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institute adalah badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu. 

Perbedaan antara Lembaga dan Pranata
Lembaga, Institute Organisasi Pranata, Intitution
Institut Teknologi Bandung Pendidikan Teknologi
Institut Agma Islam Pendidikan Agama
Lembaga Ekonomi dan Penelitian Masyarakat
Kemasyarakatan Nasional
Penerbit Kompas, Yayasan Bentara Rakyat Jurnalistik
Departemen Hankam Keamanan Negara
Divisi Siliwangi Perang
PSSIOlah raga

Kalau Istilah lembaga diperhatikan lebih dalam dan dihubungkan dengan istilah kelompok atau perkumpulan, maka lembaga memang merupakan suatu bentuk perkumpulan yang khusus. 

3. Macam-Macam Pranata 

Menurut para sarjana, semua pranata dapat dikelaskan ke dalam paling sedikit delapan golongan, yaitu:

  1. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan kehidupan kekerabatan, adalah Kinship atau Domestic Institutions. Contoh: perkawinan, tolong menolong antarkerabat, pengasuhan anak-anak, dan sebagainya. 
  2. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia untuk mata pencarian hidup, memproduksi, menimbun, menyimpan, mendistribusi hasil produksi dan harta, adalah Economic Institutions. Contoh: pertanian, peternakan, perbankan, feodalisme, industri, dan sebagainya.
  3. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna, adalah Educational Institutions. Contoh: pengasuhan anak-anak, pendidikan menengah, pendidikan rakyat, pendidikan tinggi, dan sebagainya.
  4. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia, menyelami aam semesta sekelilingnya, adalah Scientific Institutions. Contoh: metodologi ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah, dan sebagainya.
  5. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam menghayati rasa keindahannya dan rekreasi, adalah Aesthetic and Recreational Institutions. Contoh: seni rupa, seni suara, seni drama, seni gerak, olah raga, dan sebagainya.
  6. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam berhubungan dengan dan berbakti kepada Tuhan atau dengan alam gaib, adalah Religious Institutions. Contoh: doa, kenduri, upacara, semadi, bertapa, dan sebagainya.
  7. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam mengatur dan mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat, adalah Political Institutions. Contoh: Pemerintahan, kehakiman, kepolisian, dan sebagainya.
  8. Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup manusia, adalah Somatic Institutions. Contoh: Pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan kesehatan, kedokteran, dan sebagainya.

4. Pranata, Kedudukan, dan Peranan Sosial 

Konsep kedudukan (status) menjadi unsur penting setiap usaha menganalisis masyarakat. Pada kedudukan tersebut warga masyarakat bertindak menurut norma-norma khusus dari pranata bersangkutan, bahkan menurut norma-norma khusus dari kedudukan khusus dalam pranata itu. 

Tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu disebut dengan suatu istilah ilmiah, yaitu: “Peranan Sosial” (social role atau role saja). 

Untuk tiap individu dalam masyarakat ada dua macam kedudukan, yaitu: kedudukan yang dapat diperoleh dengan sendirinya, dan kedudukan yang hanya dapat diperoleh dengan usaha. 

Golongan yang pertama disebut kedudukan tergariskan (ascribed status), dan yang kedua disebut kedudukan diusahakan (achieved status). 

E. Integrasi Masyarakat

1. Struktur Sosial Struktur sosial (social structure)

adalah kerangka yang dapat menggambarkan kaitan-kaitan dari unsur-unsur masyarakat, yaitu: pranata, kedudukan sosial, dan peranan sosial dari suatu masyarakat. 

Konsep social structure pertama kali dikembangkan oleh seorang tokoh dalam ilmu antropologi, yaitu: A.R. Radcliffe Brown. 

Sarjana antropologi Inggris ini hidup  di antara tahun 1881 dan 1995. Melakukan penelitian terhadap orang-orang Pygmee, dikepulauan Andaman di Teluk Bengali di sebelah utara Sumatera. 

Dalam bukunya yang melaporkan hasil penelitian itu, The Andaman Islanders (1922) belum tercantum uraian mengenai konsep social structure itu, yang rupa-rupanya baru dikembangkannya. 

Pada tahun1939 dalam suatu pidato resmi konsep social structure di uraikan olehnya, diucapkannya saat peristiwa penerimaan jabatannya sebagai ketua Lembaga Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland. 

2. Analisis Struktur Sosial 

Walaupun Radcliffe Brown telah menguraikan konsep social structure itu, ia belum pernah memberi petunjuk mengenai metodologi yang digunakan seorang peneliti mengabstraksikan susunan sosial dari kenyataan kehidupan masyarakat. 

Karena itu, ahli-ahli antropologi lain telah mencoba berbagai metode untuk mengabstraksikan struktur sosial, lepas dari Radcliffe Brown. Metode-metode yang paling umum adalah mencari kerangka itu dari kehidupan kekerabatan.


Daftar Pustaka:

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Revisi 2009, Rineka Cipta, Jakarta.

Sabtu, 16 April 2022

Kepribadian: Ilmu Antropologi

https://www.google.com=apa-itu-kepribadian-dan-unsur-unsurnya-dalam-antropologi

  • Pengertian

Istilah kepribadian mempunyai arti, seorang tertentu mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkannya secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari individu-individu lainnya. 

Kepribadian atau personality bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi.  

Menurut ilmu Antropologi kepribadian ditentukan oleh akal dan jiwa manusia itu sendiri. 

  • Kepribadian menurut para ahli, diantaranya:
  • Yinger

Kepribadian adalah keseluruhan dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.

  • M.A.W Bouwer

Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.

  • Cuber

Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.

  • Theodore R. Newcombe

Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.

  • Koentjraningrat

Kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia itu adalah apa yang disebut “kepribadian” atau personality. 

Dalam bahasa populer kepribadian berarti seorang individu yang memiliki suatu identitas yang khas. 

Kepribadian umumnya diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen sehingga dapat dikatakan bahwa individu tersebut memiliki identitas yang berbeda dari individu-individu yang lainnya. 

Seorang individu memiliki pengetahuan dan perasaan yang berbeda dengan individu lain, dan karena perbedaan itulah setiap manusia memiliki kepribadian yang khas. 

Unsur-unsur kepribadian individu antara lain: “Pengetahuan, Perasaan, dan Dorongan Naluri”. 

  • Pengetahuan

Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan unsur-unsur “pengetahuan” yang secara sadar dimiliki seorang Individu. 

Sebaliknya, banyak pengetahuan atau bagian-bagian dari seluruh himpunan pengetahuan yang ditimbun oleh seorang individu selama hidupnya, seringkali hilang dari akalnya yang sadar, atau dalam “kesadarannya, karena berbagai macam sebab. 

Namun, unsur-unsur pengetahuan tadi sebenarnya tidak hilang lenyap begitu saja, tetapi hanya terdesak masuk ke dalam bagian dari jiwa manusia, yang dalam ilmu psikologi disebut alam “Bawah Sadar” (subconscious). 

  • Perasaan

Perasaan mengisi penuh alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadan yang positif atau negatif. 

Suatu perasaan yang selalu bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian tadi, biasanya menimbulkan suatu “kehendak” dalam kesadaran seorang individu. 

Kehendak itu bisa juga positif atau individu tersebut ingin mendapatkan hal yang dirasakannya sebagai suatu hal yang akan memberikan kenikmatan

Dan bisa juga negatif atau individu tersebut hendak menghindari hal yang dirasakannya membawa perasaan tidak nikmat. Suatu kehendak dapat menjadi lebih besar dan sangat keras, perasaan ini disebut emosi”. 

  • Dorongan Naluri

Kesadaran manusia mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena diperanguhi oleh pengetahuannya, tetapi karena memang sudah terkandung dalam organnya, dan khususnya dalam gennya sebagai naluri. 

Dan kemauan yang sudah merupakan naluri disebut “Dorongan”(drive). 

  • Terdapat 7 dorongan naluri, yaitu:
  1. Dorongan untuk mempertahankan hidup.
  2. Dorongan seks.
  3. Dorongan untuk berupaya mencari makan.
  4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia.
  5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.
  6. Dorongan untuk berbakti.
  7. Dorongan untuk keindahan

Sejatinya, mempelajari kepribadian individu yang berupa pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri tersebut merupakan tugas dari psikologi, yang mempelajari beragam tingkah laku individu dan kepribadiannya. 

Sedangkan antropologi tidak mempelajari individu, melainkan mempelajari semua pengetahuan, gagasan, dan konsep yang secara umum hidup dalam masyarakat. 

  • Materi dari Unsur-Unsur Kepribadian

Seorang  ahli  Etnopsikologi bernama A.F.C Wallace  membuat  suatu kerangka tentang seluruh materi yang menjadi objek dan sasaran unsur-unsur kepribadian manusia secara sistematis, yaitu: 

  1. Beragam kebutuhan biologis diri sendiri, beragam kebutuhan dan dorongan psikologis diri sendiri, dan beragam kebutuhan dan dorongan baik biologis maupun psikologis sesama manusia selain diri sendiri. 
  2. Beragam hal yang bersangkutan dengan kesadaran Individu akan identitas diri sendiri, baik aspek fisik maupun psikologis, dan segala hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu mengenai bermacam-macam kategori manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda, zat, kekuatan, dan gejala alam (nyata maupun gaib dalam lingkungan sekelilingnya). 
  3. Berbagai macam cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkan, atau mempergunakan beragam kebutuhan dari hal tersebut tadi, sehingga tercapai keadaan memuaskan dalam kesadaran individu bersangkutan. 

Pelaksanaan berbagai macam cara dan jalan tersebut terwujud dalam aktivitas hidup sehari-hari dari seorang individu. 

  • Macam-Macam Kepribadian, yaitu:
  • Kepribadian Individu

Ada satu macam materi dalam unsur kepribadian yang menyebabkan satu tingkah laku berpola, yaitu: 

Suatu kebiasaan (habit) dan berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian (personality). 

Sehingga dapat dikatakan bahwa antropologi mempelajari tentang kepribadian dengan tujuan untuk memahami adat istiadat dan sistem sosial masyarakat yang dipelajari, dimana antropologi mengkhususkan pembahasan kepribadian yang umumnya atau sebagian besar dimiliki oleh warga masyarakat dalam lingkungan tertentu. 

Hal ini disebut dengan kepribadian umum (modal personality), yaitu tingkah laku yang menjadi pola bagi sebagian besar warga suatu masyarakat yang diatur oleh adat istiadat tadi. 

Seluruh kompleks tingkah laku umum berwujud pola-pola tindakan yang saling berkaitan itu disebut sistem sosial (social system). 

  • Kepribadian  Umum

Penelitian mengenai kepribadian yang dipelajari dari adat-istiadat, etos kebudayaan, dan kepribadian bangsa menimbulkan suatu bagian khusus dalam ilmu antropologi yang terkenal dengan nama penelitian Kepribadian dan Kebudayaan atau Personality and culture

  • Kepribadian Barat dan Kepribadian Timur

Pandangan hidup, manusia yang hidup dalam kebudayaan Eropa disebut Kepribadian Barat. 

Ketika para pengarang Eropa berkenalan dengan kebudayaan lain di Asia  seperti kebudayaan Parsi,  kebudayaan Thai, kebudayaan Jepang, atau kebudayaan Indonesia (semua kebudayaan bukan Eropa Barat), maka pandangan hidup dan kepribadian manusia yang hidup di dalam kebudayaan tersebut dinamakan Kepribadian Timur. 

  • Perbedaan Kepribadian Timur dan Barat

Kepribadian Timur mempunyai pandangan hidup yang mementingkan kehidupan kerohanian, mistik, pikiran prelogis, keramah-tamahan, dan kehidupan sosial. 

Sebaliknya kepribadian Barat mempunyai pandangan hidup yang mementingkan kehidupan material, pikiran logis, hubungan berdasarkan asas guna, dan individualisme. Namun sebenarnya, kontras antara kedua konsep tersebut bersifat relatif. 

Kepribadian Barat merupakan kepribadian yang berasal dari penduduk luar Asia yang bersamanya tumbuh kebudayaan-kebudayaan di dalamnya. 

Sedangkan kepribadian Timur merupakan kepribadian yang berasal dari penduduk Asia yang bersamanya tumbuh kebudayaan-kebudayaan di dalamnya. 

Penting bagi kita mempelajari kepribadian dalam antropologi karena kita tidak akan dapat mengenal suatu kebudayaan masyarakat secara lebih dalam tanpa mempelajari tentang kepribadian masyarakat itu sendiri. 


Daftar Pustaka:

Prof. Dr. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Edisi Revisi 2009, Rineka Cipta, Jakarta.

ANALISIS VISUAL DARI PERSPEKTIF ANTROPOLOGI

Analisa Visual merupakan metode bagaimana pikiran memproses informasi visual yang diterimanya dari mata berupa gambar, vidio, dan lain-lain....