www.kemenkopmk.go.id/membangun-sdm-indonesia-membangun-sinergitas
Hard skill dan Soft skill memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Terutama soft skill dalam lingkup pekerjaan dan pergaulan.
Bagi para fresh graduate, pencari kerja, atau pekerja, ketika mau melamar pekerjaan, kita pasti mencantumkan hard skill dan soft skill yang kita miliki di CV agar perekrut tahu bahwa kita memenuhi requirements yang diberikan perusahaan.
Berikut ini perbedaan dan contoh Hard skill dan Soft skill, yakni:
Hard skill merupakan keterampilan atau pengetahuan khusus yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan. Contohnya, untuk pekerjaan Operating Computer, maka hard skill yang harus dimiliki adalah paham MS Office, Email, Web, dan lainnya.
Hard skill merupakan keterampilan yang bisa dipelajari dan terukur. Umumnya, hard skill bisa dipelajari dan dikembangkan melalui pendidikan formal, kursus, pelatihan perusahaan, atau sertifikasi.
Soft skill merupakan atribut pribadi atau bisa juga disebut kemampuan interpersonal yang lebih menunjukkan bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain.
Contohnya, kemampuan meyakinkan orang lain, mempengaruhi, memahami keadaan, mengarahkan pilihan, kemampuan membina hubungan interpersonal, pengendalian emosi, respect terhadap orang lain, penggunaan bahasa tubuh dan pemilihan kata yang diplomatis, dan lainnya yang sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan karir seseorang di masa yang akan datang.
Soft skill bisa dipelajari melalui kursus atau pelatihan. Tapi, karena soft skill adalah kepribadian dasar seseorang atau bawaan, maka cara terbaik untuk meningkatkannya adalah dengan banyak berinteraksi dengan orang lain dan mengamati lingkungan sekitar.
Sedangkan, untuk pekerjaan yang memerlukan keahlian teknis atau technical skill, manusia lebih banyak berinteraksi dengan mesin atau alat-alat berat.
Dalam etika dan pengembangan kepribadian sumber daya manusia (SDM) terdapat 3 (tiga) hal penting, yaitu: (1) Komunikasi; (2) Etika; dan (3) Kepribadian.
I. Komunikasi
Definisi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari sender (pembicara) kepada receiver (pendengar) melalui suatu channel (saluran) serta menghasilkan feedback (umpan balik).
Dengan kata lain, pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain; Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain; Saluran (channel) adalah media di mana pesan disampaikan kepada komunikan; Efek adalah salah satu dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan.
Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feedback) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.
Konsep Dasar Harold D. Laswell, seorang ahli politik pada tahun 1948 dengan pernyataan bahwa proses komunikasi adalah dengan menjawab beberapa pertanyaan, yaitu: ”Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect”, artinya “Siapa mengatakan Apa melalui Saluran apa kepada Siapa dengan Efek apa”.
Awalnya konsep komunikasi Lasswell dikembangkan untuk menganalisis komunikasi massa, khususnya sebagai media politik propaganda. Laswell sudah memasukkan unsur channel termasuk media massa dalam proses komunikasi.
Arus komunikasi dalam konsep ini masih satu arah dengan beragam efek komunikasi seperti mempengaruhi, menghibur, dan menekankan sesuatu, intinya adalah untuk mempengaruhi. Konsep ini termasuk konsep komunikasi tertua yang masih digunakan hingga saat ini.
Seiring perkembangan zaman, konsep komunikasi tersebut digunakan untuk menganalisis komunikasi interpersonal atau antar pribadi dan komunikasi kelompok yang menjadi sasaran penyebarluasan pesan.
Tujuan Komunikasi:
Umumnya tujuan komunikasi, yaitu: memberi Informasi atau Informing, Persuasi atau Persuading dan melakukan Kolaborasi atau Collaborating.
Penjelasan masing-masing tujuan tersebut, sebagai berikut:
1. Informing atau Informasi, Informasi yang dimaksud adalah informasi yang memiliki kaitan dengan aktivitas bersama berbagai pihak.
Contohnya, seorang sales yang ingin meningkatkan target pencapaiannya, maka ia akan berusaha untuk memasang iklan di berbagai media.
2. Persuading atau Persuasi, Persuasi adalah komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Melalui persuasi setiap individu mencoba berusaha mempengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain.
Contohnya, dalam aktivitas pemasaran agar dapat mempengaruhi orang untuk membeli sebuah produk atau juga dalam penegasan saat melakukan konfirmasi pesanan konsumen agar tidak terjadi kesalahan dalam pemesanan.
3. Collaborating atau Kolaborasi, Kolaborasi merupakan satu bentuk kerjasama dan interaksi antara pihak yang terlibat langsung dan tidak langsung yang dapat menerima akibat dan manfaat. Adanya komunikasi inilah yang membuat kerjasama bisnis dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Contohnya, komunikasi ini dapat dilakukan dengan berbagai media melalui telepon, email dan berbagai media lainnya.
Memahami sikap individu atau kelompok terdiri atas 3 (tiga) komponen, yaitu:
- Komponen Kognitif,
- Komponen Afektif,
- Komponen Konatif.
Komponen Kognitif berupa keyakinan seseorang (behavior belief dan group belief); Komponen Afektif menyangkut aspek emosional, dan Komponen Konatif merupakan aspek kecenderungan bertindak sesuai dengan sikapnya.
- Komponen Kognitif, berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Persepsi dan kepercayaan seseorang mengenai objek sikap berwujud pendapat (opini) dan sering kali merupakan stereotipe atau sesuatu yang telah terpolakan dalam pikirannya. Kebutuhan emosional merupakan determinan utama bagi terbentuknya kepercayaan mengenai sesuatu.
- Komponen Afektif, melibatkan perasaan atau emosi. Reaksi emosional individu terhadap suatu objek akan membentuk sikap positif atau negatif terhadap objek tersebut. Reaksi emosional ini banyak ditentukan oleh kepercayaan terhadap suatu objek, yakni: kepercayaan suatu objek baik atau tidak baik, bermanfaat atau tidak bermanfaat.
- Komponen Konatif, atau kecenderungan bertindak (berperilaku) dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap. Perilaku seseorang dalam situasi tertentu dan dalam menghadapi stimulus tertentu banyak ditentukan oleh kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap individual.
Tubuh Bicara Wajah Berkata Jangan menggunakan tekanan suara atau ekpresi wajah yang bertentangan dengan kata-kata yang Anda ucapkan, dan yang memberi kesan berbeda dengan cara Anda pikirkan.
Anda harus mengontrolnya dengan cermat pada saat berkomunikasi dengan orang lain. Juga, ingatlah selalu bahwa bahasa tubuh yang diperlihatkan audience Anda akan memberi tahu Anda apakah sikap Anda dalam berkomunikasi efektif atau tidak.
Berikut ini beberapa hal wajib dipelajari bila ingin membaca bahasa tubuh orang lain, yakni:
1. Ekspresi Wajah adalah salah satu bagian dari bahasa tubuh yang mampu memperlihatkan kredibilitas, keramahan, dan kecerdasan seseorang.
Perkataan yang dikeluarkan seseorang bisa saja tidak benar atau bohong. Namun, ekspresi yang ditunjukkannya lah yang lebih menunjukkan situasi yang sebenarnya.
Contohnya, emosi dapat diekspresikan melalui ekspresi wajah seperti bahagia, sedih, marah, heran, bingung, takut, menghina, kaget, dan lain-lain.
2. Amati Gerakan Mata kata pepatah “mata adalah jendela hati”. Pasalnya, mata mampu menunjukkan hal yang sedang dirasakan atau dipikirkan seseorang.
Memperhatikan gerakan mata berikut ini beberapa hal bisa menjadi cara membaca bahasa tubuh orang lain, yakni:
- Orang yang menjaga kontak mata saat bercakap dengan anda berarti ia tertarik pada topik yang dibicarakan,
- Bila kontak mata dilakukan cukup lama dan tajam, bisa jadi ia sedang memberikan ancaman,
- Sering mengalihkan pandangan menunjukkan orang tersebut merasa terganggu, tidak nyaman, atau menyembunyikan sesuatu.
- Orang yang berkedip lebih cepat berarti sedang merasa tertekan, tidak nyaman, atau sedang berbohong,
- Bagian yang lebih gelap di tengah mata (pupil) membesar menandakan orang tersebut tertarik atau terangsang pada objek yang dilihatnya,
- Mata terbelalak menunjukan orang tersebut terkejut atau takut,
- Mata agak memicing menunjukkan orang tersebut sedang menyelidiki sesuatu.
3. Amati Gerakan Bibirnya, senyum tidak selalu menandakan rasa senang atau bahagia, ternyata ada banyak emosi dan arti dibalik senyuman.
Berikut ini cara membaca bahasa tubuh seseorang adalah memperhatikan gerakan bibir, yakni:
- Menggigit bibir menunjukkan perasaan khawatir, cemas, takut, tidak aman, dan tertekan.
- Mengatupkan bibir pertanda ketidaksetujuan, ketidakpercayaan, atau ketidaksukaan.
- Ujung bibir turun ke bawah menunjukkan ketidaksetujuan atau kesedihan.
- Ujung bibir yang turun bisa menandakan sikap meremehkan, menghina, atau merendahkan orang lain.
4. Amati Gesturnya, gestur atau gerak-gerik merupakan bahasa tubuh yang paling jelas dan mudah dimengerti.
Contohnya, melambaikan tangan, mengepalkan tangan, menunjuk, atau membuat tanda V dengan jari. Namun, cara membaca bahasa tubuh berdasarkan gestur ternyata tidak sama maknanya di semua negara.
Contohnya, gestur acungan jempol. Gestur ini bisa diartikan sebagai apresiasi kepada seseorang, tapi juga memiliki arti lain yaitu terserah bila di negara Iran.
Tidak hanya itu, acungan jempol juga pertanda membutuhkan tumpangan pada kendaraan yang lewat. Contoh lainnya, di India orang terbiasa berbicara sambil menggelengkan kepala, bukan sebagai tanda tidak setuju tapi untuk menekankan perkataannya.
5. Amati Posisi Lengan dan Kakinya, mengamati posisi lengan dan kaki juga bisa digunakan sebagai cara membaca bahasa tubuh orang lain.
Contohnya, seseorang yang menyilangkan tangan bermaksud untuk mempertahankan diri atau melindungi diri.
Melipat tangan di dada menunjukkan sikap berkuasa, bosan, atau marah. Sementara menyilangkan kaki ditunjukkan ketika seseorang membutuhkan privasi.
Menggerakan jari atau kaki dengan cepat menunjukkan perasaan gelisah, bosan, tidak sabar, atau tertekan.
6. Amati Postur Tubuhnya, dapat menjadi cara membaca bahasa tubuh dan dapat menunjukkan kepribadian seseorang.
Orang yang memiliki posisi duduk tegak menunjukkan bahwa ia orang yang fokus dan memperhatikan hal yang sedang dilakukannya.
Sementara orang yang duduk dengan tubuh membungkuk ke depan atau ke sisi lain, mengisyaratkan kebosanan dan ketidakpedulian.
Orang yang memiliki postur tubuh terbuka dan tegap memiliki sifat yang terbuka dan ramah. Sebaliknya, orang yang memiliki postur tubuh membungkuk menunjukkan perasaan tidak semangat, ragu, atau cemas.
Komunikasi Efektif merupakan komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada setiap orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Tujuan Komunikasi Efektif, yakni: - Memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap,
- Mudah dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan,
- Agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seimbang sehingga tidak terjadi monoton,
- Komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.
Fungsi Komunikasi Efektif, yakni:
- Membentuk Hubungan & Menjaga Hubungan Baik.
- Menyampaikan Pesan & Informasi.
- Jalan Menuju Sukses.
- Membangun Citra Diri.
- Mengubah Sikap dan Prilaku.
- Pemecahan Masalah Hubungan.
Perilaku manusia terdiri dari perilaku vokal sebanyak 7%, verbal 38%, dan visual 55%. Gunakan semua bagian tubuh untuk berkomunikasi, dari perkataan sampai gerakan, karena Kepribadian kita akan kelihatan dengan sendirinya.
Contoh Teknik Komunikasi yang Baik, yakni:
- Kata dan kalimat yang baik.
- Mudah dimengerti oleh lawan bicara.
- Menatap mata lawan bicara.
- Ekspresi wajah yang ramah.
- Gerakan tubuh /Gestur.
- Bertingkah laku yang baik dan ramah.
- Pakaian yang rapi.
- Kontrol Emosi lawan bicara.
- Menerima segala perbedaan pendapat/perselisihan.
- Menyesuaikan gaya komunikasi lawan bicara.
- Menggunakan Volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik.
- Menggunakan komunikasi yang non verbal.
Keberhasilan bukan hanya ditunjang oleh Kecerdasan lntelektual. Tetapi ditunjang oleh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual.
Sebab Kecerdasan Intelektual Memiliki Keterbatasan, Jika Memiliki Kecerdasan Intelektual Yang Tinggi, Dan Tidak Diimbangi Kecerdasan Emosional Dan Spiritual, Maka Ia Akan Berpotensi Untuk Mengalami Kegagalan.
II. ETIKA
Etika dalam Konteks Komunikasi, secara etimologis, etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu: ethos yang dalam bentuk tunggal memiliki banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan, ethos dalam bentuk jamak (ta etha) memiliki arti adat kebiasaan.
Beberapa Pengertian Etika berdasarkan pendapat para ahli, yakni:
- Etika sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok yang mengatur tingkah lakunya.
- Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral yang diwujudkan dalam suatu kode etik.
- Etika memiliki arti ilmu tentang hal yang baik atau buruk.
Penggunaan etika dalam berkomunikasi bertujuan untuk menyampaikan informasi dengan tepat, membangun relasi yang baik, sebagai bentuk sopan santun, dan bagian dari rasa saling menghormati serta menghargai orang lain.
Etika sebagai suatu bidang studi yang mengkaji apa yang baik atau yang benar bagi umat manusia, tujuan apa yang harus dicapai oleh manusia, dan tindakan apa yang harus ditempuh.
Selain itu etika menaruh perhatian pada perilaku manusia atau kegiatan manusia yang dijalani secara sadar dan dikehendaki.
Etika merupakan ilmu yang mempelajari tentang moralitas atau ilmu tentang norma-norma yang dimiliki atau dianut oleh individu atau kelompok mengenai apa yang benar dan apa yang salah.
Amoral berarti hal-hal yang tidak berhubungan dengan konteks moral. Sedangkan immoral berarti “opposed to morality; morally evil”. Jadi immoral berarti bertentangan dengan moralitas.
Etika adalah ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral manusia yang biasanya dikaji dengan menggunakan beberapa pendekatan, yaitu: (1) etika deskriptif; (2) etika normatif; dan (3) etika analitis (metaetika).
- Etika Deskriptif, hanya melukiskan tanpa memberi penilaian atau melakukan penilaian. Jadi etika deskriptif hanya menjelaskan apa adanya, tidak memberi penilaian, dan bersifat netral. Pendekatan ini banyak digunakan dalam kajian sosiologi dan antroplogi yang menggambarkan secara rinci kondisi suatu kelompok orang atau sekelompok masyarakat tanpa memberi penilaian benar atau salah, baik atau buruk.
- Etika Normatif, tidak hanya sekedar memberi gambaran, tetapi si peneliti atau ahli sudah melibatkan dirinya dengan mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia, apakah perilaku tersebut baik atau buruk, benar atau salah, diterima atau ditolak. Etika normatif memberikan penilaian atau tidak netral dan bersifat preskriptif yaitu memerintahkan dan memberikan alasan-alasan mengapa suatu tindakan itu baik atau buruk, benar atau salah.
- Etika Analitis (Metaetika), etika analitis atau metaetika mempelajari istilah-istilah penting dalam etika dan berusaha memahami landasan sistem etis dan fungsi etika dalam suatu sistem sosial.
Terdapat 3 (tiga) teori etika, yaitu: (1) teori teleleontologi; dan (2) teori deontologi yang keduanya menitikberatkan pada perbuatan atau tindakan, serta (3) teori etika keutamaan yang berfokus pada pelakunya.
Etika profesi merupakan suatu studi mengenai prinsip-prinsip atau nilai-nilai etika yang dapat digunakan sebagai pemandu perilaku para professional yang tergabung dalam suatu komunitas profesi. Wujud nyata dari etika profesi adalah kode etik yang berlaku di masing-masing komunitas profesi.
ETIKET
1. Definisi etiket yang diungkapkan oleh para pakar, yaitu: kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab.
Berbeda dengan etika, pengertian etiket lebih spesifik. Etika sendiri merupakan falsafah moral yang dilandasi agama, budaya serta perilaku mana yang baik dan buruk.
Sementara, etiket merupakan penjabarannya berdasarkan etika. Etiket adalah aturan sopan santun dan tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia.
Hal ini sejalan dengan pengertian etiket yang merupakan tata cara pergaulan/peraturan yang baik dalam suatu golongan masyarakat.
2. Perbedaan Etika dan Etiket
- Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu. Sedangkan Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, Etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
- Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Sedangkan Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.
- Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Namun etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
- Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan Etika memandang manusia dari segi dalam. Contohnya Penipu, tutur katanya lembut, memegang Etiket namun menipu. Orang dapat memegang Etiket, namun munafik, sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap etis. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.
3. Terdapat berbagai jenis etiket dalam pergaulan sehari-hari di antaranya adalah etiket berkomunikasi, etiket pegawai baru, etiket makan, dan etiket terkait dengan protokol.
III. PERSONALITY atau KEPRIBADIAN
Secara etimologis kepribadian atau personality berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu: persona atau prosopon yang berarti topeng yang biasa dipakai artis dalam bermain peran di teater untuk menyembunyikan Identitas Diri.
Persona adalah istilah yang merujuk pada bagian depan dari Kepribadian. Pesona dalam bahasa latin yang berarti Manusia sebagai perseorangan diri manusia atau diri orang lain.
Kepribadian merupakan suatu susunan sistem psikofisik (psikis dan fisik berpadu dan saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku) yang kompleks dan dinamis dalam diri seorang individu, yang menentukan penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya, sehingga akan tampak dalam tingkah lakunya yang unik dan berbeda dengan orang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang, yaitu: warisan biologis (heredity) dan lingkungan.
Teori behavioristik hanya menganalisis perilaku yang nampak, dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi sebuah kebiasaan.
Tujuan dari penerapan Teori Behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan yang berasal dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Teori behavioristik adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia, di mana manusia mengembangkan perilakunya dengan menggunakan proses belajar, yakni perubahan perilaku sebagai akibat interaksi antara stimulus dengan respon.
Berikut ini beberapa konsep yang berhubungan erat dengan kepribadian bahkan kadang-kadang disamakan dengan kepribadian, yakni:
- Character (karakter), yaitu penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (banar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit.
- Temperament (temperamen), yaitu kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologis atau fisiologis.
- Traits (sifat-sifat), yaitu respon yang senada atau sama terhadap sekolopok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu (relatif) lama.
- Type attribute (ciri), mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimuli yang lebih terbatas.
- Habit (kebiasaan), merupakan respon yang sama dan cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula.
Biasanya orang Introver memiliki kesulitan dalam kehidupan bersosialisasi karena mereka tidak memiliki keberanian dan kepercayaan yang tinggi, selain itu orang Introver juga cenderung menjawab dengan singkat enggan mengungkapkan isi hatinya dan cenderung pendiam jika dibandingkan dengan orang Ekstrover.
Karakter Dasar Manusia yang dikembangkan, yaitu:
- Keterpercayaan.
- Menghormati.
- Membawa.
- Keadilan.
- Tanggungjawab.
- Kewarganegaraan.
- Kejujuran.
- Keberanian.
- Ketekunan.
- Integritas.
Reference:
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/56408111/Etika_dan_Pengembangan_Kepribadian_Bahan_Ajar-libre.pdf?1524588276=&response-content-disposition=attachment%3B+filename%3DBAHAN_AJAR_ETIKA_DAN_PENGEMBANGAN_KEPRIB.pdf&Expires=1656183481&Signature=Pu9EOcStmd9QUOY-7gLBIPiurQGGvMR6aGBaAG4W7uTZWQBYbN47BxlPaFiJ0liMiM-smy-TZME30ViDduL4ZPTOfYJx0-Gv6ID-nZ-XOrceHLJfqXpgVgqYsmaecwLqEWRetAOyxdiDNoqsPU8ODmTeJmB8dg4QOdvi-w179yhWdYXIuTykNkuQdOBIQmxN2BnMt08jQ5SsZHO36mUoPbDn50PEKLb~Wc9sWbltv62-XuRCPmCE6CLwA6MyBEItBbxCDNUfSISf1QYFgEd3u7kI9Y2iR3YkKza8MJcjxmG2QD4GPoci0qZnfd-o0Yi3lLV7JgQ6v9c9sVxbjA13wg__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/soft-skill-dan-hard-skill/
https://www.akseleran.co.id/blog/komunikasi-bisnis/
https://pakdosen.co.id/komunikasi-efektif/
http://repository.uin-suska.ac.id/5916/3/BAB%20II.pdf#
https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/03/175634369/etika-komunikasi-pengertian-dan-fungsinya
https://kumparan.com/kabar-harian/persona-adalah-wajah-kepribadian-yang-tampil-ke-dunia-luar-ini-penjelasannya-1wvgvigmHYd/2